INFO KESEHATAN IBU DAN ANAK

Jumat, 19 Juni 2009

4 Juta Anak Indonesia Kekurangan Gizi




Irma warga kawasan Kota, Jakarta Barat yang menderita gizi buruk diperiksa petugas medis saat dirawat di RSUD Tarakan, Jakarta.

Meski sudah 63 tahun merdeka, kasus kekurangan gizi di Indonesia masih saja tinggi. Tidak kurang dari empat juta anak Indonesia kini hidup masih dalam keadaan yang memprihatinkan, karena kekurangan gizi dan ternyata lapar yang tidak kelihatan atau tersembunyi.

Deputi Kepala Perwakilan Badan Pangan Dunia PBB, World Food Program (WFP) untuk Indonesia, Bradley Busseto di Jakarta, Jumat (29/8) mengatakan, badan internasional ini memerlukan dukungan dan kerja sama berbagai kalangan termasuk pengusaha, terutama dalam penggalangan dana, sehingga jumlah anak Indonesia yang kekurangan gizi dan lapar "tersembunyi" dapat dikurangi. Menurutnya, diperlukan upaya-upaya bersama dan konkret untuk mengatasi keadaan yang tidak menguntungkan ini.

"Kami berharap pada tahun-tahun mendatang, kita dapat mengurangi jumlah anak yang kekurangan gizi di negara ini," kata pimpinan WFP Indonesia ini di Jakarta, Jumat dalam acara peluncuran pengumpulan dana yang diberi nama World Hunger Relief Program yang diselenggarakan Pizza Hut Indonesia selama September- Oktober 2008

Pada tahun 200, Pizza Hut selama bulan Ramadan berhasil mengumpulkan dana tidak kurang dari Rp 1,677 miliar. Karena itu, Direktur Pizza Hut Indonesia Budi Setiawan menyampaikan harapannya agar selama bulan Ramadan tahun ini, dana yang dikumpulkan bisa lebih banyak dari yang terkumpul tahun 2007 untuk membantu mengatasi masalah kekurangan gizi.

Jumlah balita yang menderita gizi buruk dikhawatirkan bertambah akibat kenaikan harga berbagai bahan kebutuhan pokok akhir-akhir ini.

"Penyebab utama gizi buruk adalah kondisi ekonomi. Jika keluarga tidak mampu membeli bahan kebutuhan pokok, yang dikonsumsi akan menjadi apa adanya," kata Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dr Bondan Agus Suryanto di Yogyakarta, Jumat.

Seusai menyerahkan bantuan seribu kacamata dari Polycore kepada siswa SD di DIY, Bondan mengatakan, ketidakmampuan ekonomi keluarga membeli bahan kebutuhan pokok menyebabkan asupan gizi menjadi berkurang sehingga bisa menimbulkan kondisi gizi buruk.

"Di DIY jumlah balita yang mengalami gizi buruk sekitar 2.500 orang, sekitar 60 persen di antaranya akibat faktor ekonomi, 30 persen, karena penyakit yang menyertai seperti tuberkulosis, dan sisanya akibat salah asuh orangtua," katanya seperti dilansir Antara.

Untuk mengantisipasi bertambahnya penderita gizi buruk tersebut pihaknya telah melakukan berbagai upaya antara lain program gerakan kesehatan balita (Garba) untuk masyarakat DIY. Melalui Garba telah disalurkan dana untuk menjamin pelayanan kesehatan bagi balita, ibu hamil dan ibu melahirkan, sehingga dapat mengurangi jumlah penderita gizi buruk.

"Selain itu, kami juga mengharapkan peran swasta membantu program tersebut di antaranya dengan pemberian makanan tambahan untuk membantu kesehatan masyarakat ekonomi lemah atau menjadi orangtua asuh bagi balita dari keluarga tidak mampu," katanya.

37 Persen Pendek

Sebanyak 37 persen anak-anak Indonesia usia 0-5 tahun (balita) memiliki tinggi badan di bawah standar atau pendek. Kelainan fisik ini ditengarai terjadi akibat pasokan gizi yang masuk ke anak-anak tersebut sangat kurang, sehingga mempengaruhi pertumbuhannya.

Data itu merupakan hasil sementara Survei Kesehatan Nasional yang masih berlangsung hingga saat ini. Survei itu baru mengambil data 28 dari 33 provinsi yang ada di Tanah Air.

"Jumlah sampelnya 1 juta balita," ujar Atmarita, Koordinator Tim Survei dari Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan, di Jakarta, Selasa (26/8). Atmarita mengemukakan, nilai 37 persen adalah hasil rata-rata sementara dan kemungkinan bisa berubah setelah data dari semua provinsi masuk.

Hasil sementara dari 28 provinsi yang sudah disurvei persentase suatu daerah mempunyai balita bertubuh pendek berkisar 18 persen hingga 60 persen. Selain berpostur tubuh pendek yang diakibatkan kurangnya pasokan gizi saat pertumbuhan, kata Atmarita, berat badan anak tersebut saat lahir juga mayoritas di bawah standar 2,5 kilogram.

Sumber : http://www.suarapembaruan.com

1 komentar:

Spring Elf on 1 Mei 2013 pukul 20.38 mengatakan...

Hi salam kenal,,,, jalan2 ke blog aku dong ;)
http://feltchick.blogspot.com/

Posting Komentar

 

Term of Use

Info Kesehatan Ibu dan Anak Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino